Konflik atau pertengkaran merupakan hal yang wajar terjadi dalam kehidupan berumahtangga, setiap pasangan
suami Istri pasti pernah bertengkar. Bahkan pasangan yang tampak
harmonis pun pasti pernah ribut. Pertengkaran suami istri terkadang
berakibat perceraian. Dan itulah yang diharapkan oleh setan. Ia merasa
berbahagia dengan hal itu. Nah… di postingan kali ini kita akan membahas
tentang tips-tips bagaimana cara mengatasi perselisihan dalam rumah
tangga, selamat menyimak…..
Sebagaimana Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sungguh
iblis itu meletakkan singgasananya di atas air, lalu mengutus
rombongan-rombongan tentaranya kepada umat manusia. Rombongan yang
paling dekat dengannya adalah rombongan yang paling besar godaannya.
Salah satu dari mereka datang dan berkata, ‘aku tidak meninggalkan si
fulan hingga ia melakukan ini dan itu’. Iblispun berkata, ‘Kau belum
berbuat apa-apa. Ia akan bertaubat’. Lalu datanglah yang lain dengan
berkata, ‘Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkan antara ia dan
istrinya’. Lalu iblis mendekatkannya pada dirinya dan berkata ‘Kamulah
yang terbaik. Kamulah yang terbaik’.”
Istri muslimah harus menyadari bahwa dengan ridha suami terhadap
dirinya, maka Alloh pun akan ridha kepadanya. Membuat ridha suami
merupakan salah satu faktor pendorong iman. Di dalam sebuah hadits,
Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kalian
aku beritahu sifat wanita kalian di surga ?” Kami menjawab “Ya
Rosululloh” Beliau bersabda “Yaitu wanita yang penuh kasih dan banyak
anak. Bila ia marah atau disakiti atau suaminya marah, maka ia pun
berkata, ‘Inilah tanganku dalam genggaman tanganmu. Engkau tak akan
melihat mataku terpejam, hingga engkau ridha kepadaku’.
Istri yang tidak memperturutkan apa yang terlintas di kepalanya, dan
tidak berlebihan dalam bertengkar saat mendapati hal-hal yang tidak ia
sukai, maka ia adalah istri yang mukminah. Ia adalah calon penghuni
surga. Insya Alloh…..
Pemicu kemarahan dan pertengkaran dalam kehidupan keluarga,
kebanyakan disebabkan hal-hal ringan dan sepele. Namun, terkadang istri
membesar-besarkan hal sepele itu dan meletakkannya dalam kaca pembesar,
hingga ia melihatnya dalam gambaran yang tidak sebenarnya. Sang istri
telah mendengarkan bisikan setan, sehingga membuat pertengkaran semakin
menjadi-jadi, dan bahkan sebagian istri menjadi marah dalam waktu yang
lama. Apabila suaminya mengajak berdamai maka ia pun menolak dan malah
semakin marah.
Dengan apa yang ia lakukan, istri telah berusaha meruntuhkan rumah
tangganya sendiri, dan kasus ini seringkali terjadi. Betapa banyak
laki-laki yang mentalak istrinya, gara-gara istrinya sering mengubah
rumah tangganya menjadi ajang pertengkaran dan perselisihan yang tak
kunjung berhenti ? Sang istri hampir tidak pernah merasa puas, sampai ia
marah-marah.
Apabila suami berbuat salah, maka jangan sampai hal itu membuat istri
kehilangan akal. Pahamilah persoalannya. Dan bila suami meminta maaf,
maka terimalah maafnya, lalu jadilah wanita yang lembut, halus dan
ringan senyum. Ingatlah selalu sabda Rosululloh Shalallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Barangsiapa yang meminta maaf pada saudaranya lalu saudaranya
itu tidak mau menerimanya, maka saudaranya itu berdosa seperti dosa
pemungut upeti”.
Akan tetapi hal itu tidak berarti suami bebas berbuat buruk kepada
istrinya dari waktu ke waktu. sebab islam melarang berbuat buruk kepada
istri, menelantarkan hak-haknya, mencelanya, menghinanya dan
menyakitinya.
Meski begitu, kehidupan rumah tangga tentu tidak pernah lepas dari
masalah dan problematika. Istri adalah anggota keluarga yang banyak
berpengaruh dalam perselisihan ini. Semakin istri itu memahami, penuh
cinta dan bersabar, maka ia akan semakin membantu kokohnya bangunan
keluarga dan kuatnya sendi-sendinya yang tak akan terhempas oleh badai
dan bergoyang oleh tiupan angin kemarahan.
Adapun bila istri mudah marah, tidak saling memahami, enggan mencari
kata damai dan sengit dalam bertengkar, maka ia sedang membangun dinding
penghalang antara dia dan suaminya, yang akan semakin menjulang tinggi
seiring berjalannya waktu, dan hanya akan meleleh dengan hangatnya rasa
cinta, kedekatan suami, saling toleransi dan saling menutupi kesalahan.
Memang tidak segampang itu memahami pertengkaran, apalagi jika hati
sudah merasa tersakiti . Maka dari itu kali ini mari kita ikuti cara
berikut untuk membantu menyembuhkan sakit hati kita ketika pertengkaran
mewarnai kehidupan rumah tangga dan menghindari pertengkaran
berikutnya. diantaranya :
Pertama, “Menyadari Sepenuhnya”
Sadarilah, bahwa semua pasangan pasti pernah bertengkar. Bisa saja
Anda sedang lelah, banyak pikiran, atau sedang tidak sehat. Apa pun
alasannya, hal ini terjadi karena kita semua manusia dan marah merupakan
keadaan yang manusiawi.
Kedua, “Bersikap Sabar”
Jangan lupa, perjalanan waktu dapat menyembuhkan rasa sakit hati
Anda. Berikan satu dua hari untuk proses penyembuhan. Pada masa itu Anda
harus ekstra hati-hati terhadap pasangan. Jangan bersikap cuek. Gunakan
masa penyembuhan untuk mengerti bagaimana masing-masing dari Anda dapat
berperilaku lebih baik.
Ketiga, “Jangan Pergi”
Mengurung diri di kamar atau keluar rumah sendirian untuk menenangkan
diri boleh-boleh saja. Tetapi jangan meninggalkan rumah sambil membawa
koper karena hal ini memberi kesan, Anda tidak ingin memperbaiki
hubungan dengan pasangan.
Keempat, “Bertanggung Jawab”
Bila Anda berdua bertanggung jawab terhadap pertengkaran yang
terjadi, berarti Anda berdua harus bekerja sama merapatkan kembali
hubungan yang sempat retak secepat mungkin agar kembali pada jalur
semula.
Kelima, “Jangan Sepelekan Kata Maaf”
Jangan menyepelekan kata maaf. Bersikeras bahwa Anda yang benar bukan
jalan keluar yang baik. Mengakui kesalahan merupakan perbuatan yang
terpuji. Orang yang tidak dapat meminta maaf akan sulit mempertahankan
hubungan jangka panjang.
Keenam, “Bersikap Baik”
Menyimpan dendam sesudah pertengkaran akan mempertajam konflik.
Sekali Anda memutuskan untuk berhenti bertengkar, Anda harus
memperlakukan pasangan dengan perhatian yang lebih.
Ketujuh, “Yakin Mencintai”
Ingat janji yang Anda ucapkan pada saat menikah. Dengan mengingat
mengapa Anda jatuh cinta pada pasangan, hati dan pikiran Anda akan
terbuka.
Kedelapan, “Bermesraan”
Berhubungan intim sesudah bertengkar tentu rasanya kurang
menyenangkan. Namun kadang justru dapat mendekatkan Anda berdua kembali.
Bila Anda dan pasangan sepakat untuk tidak meninggalkan kamar tidur
sebelum masalah diselesaikan, berhubungan intim tidak akan dapat
terhindarkan.
Perkawinan adalah bertemunya dua individu dengan latar belakang,
sejarah, pengalaman, dan keinginan yang berbeda. Nah,
keinginan-keinginan, atau mungkin juga luka-luka lama yang perlu
disembuhkan inilah yang perlu dikomunikasikan pasangan dalam ikatan
perkawinan. Menangis mungkin bisa menghentikan pertengkaran untuk
sementara waktu, tapi tak akan menyelesaikan konflik. Menangis hanya
akan menimbulkan rasa kasihan sebentar, sementara potensi konfliknya
tetap ada. Ibaratnya, seperti hujan yang datang dan pergi. Sekarang
reda, tapi suatu ketika pasti akan turun lagi. Yang paling tepat selain
kedelapan langkah tadi adalah, tetap harus berkomunikasi untuk
menyelesaikan masalah. Wallohu ’alam…..
http://blog.fajrifm.com/mengatasi-perselisihan-dalam-rumah-tangga.html